Masukkan kata kunci berikut ini: Horison, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Ali Topan Anak Jalanan. Informasi apa yang kalian dapatkan?
Jawaban:
a. Horison
Informasi yang didapat:
Majalah Horison adalah bulanan kesusastraan yang paling lama hidupnya dalam sejarah sastra Indonesia, yaitu sejak tahun 1966.
Ketika terbit pertama kali pada bulan Juli 1966, majalah itu tidak dapat dipisahkan dari suasana dan semangat kebudayaan pada tahun itu. Dasar diterbitkannya majalah ini adalah semangat untuk menegakkan demokrasi dan kebebasan mencipta.
Majalah ini dibiayai oleh Yayasan Indonesia yang didirikan tanggal 31 Mei tahun 1966.
Pengasuh majalah ini terdiri atas: Mochtar Lubis (Penanggung Jawab); Dewan Redaksi: Mochtar Lubis, H.B. Jassin, Taufiq Ismail, Soe Hok Djin (Arief Budiman), dan D.S. Moeljanto.
Pada tahun-tahun pertama terbit, majalah ini masih banyak memuat karya sastra yang berhubungan dengan situasi politik waktu itu, misalnya sajak-sajak “demonstran” dan karya-karya yang menentang kezaliman kekuasaan otoriter Orde Lama.
Namun, setelah itu muncul penulis baru yang banyak di antaranya berasal dari lingkungan perguruan tinggi sehingga corak tulisan lebih mengarah kepada niat pembaharuan.
Sampai tahun 1974—1975 Horison penuh dengan karyaavant garde yang dikerjakan, antara lain, oleh Sutardji Calzoum Bachri, Putu Wijaya, Danarto, Ikranegara, Sides Sudyarto. Setelah itu, makin sedikit karya mereka yang muncul sehingga makin santer isu merosotnya mutu majalah itu.
b. Sutan Takdir Alisjahbana
Informasi yang didapat:
Sutan Takdir Alisjahbana pengarang Indonesia yang banyak berorientasi ke dunia Barat. Dia mengatakan bahwa otak Indonesia harus diasah menyamai otak Barat.
Walaupun banyak ditentang orang, Sutan Takdir Alisjahbana tetap dengan pendiriannya itu.
Sutan Takdir Alisjahbana lahir di Natal, Tapanuli, Sumatra Utara, tanggal 11 Februari 1908, dan meninggal tanggal 31 Juli 1993. Jenazahnya dimakamkan di sebuah bukit di sekitar Bogor.
Sutan Takdir Alisjahbana menempuh pendidikan dasar di HIS Bengkulu. Setelah tamat dari HIS, ia melanjutkan pendidikan ke Kweekschool di Bukittinggi kemudian ia pindah ke Lahat, lalu ke Muara Enim.
Setelah menamatkan pendidikan di Kweekschool, ia melanjutkan sekolahnya ke Hogere Kweekschool (HKS) Bandung tahun 1925–1928..
Pendidikan yang dijalaninya di Bandung itu adalah pendidikan guru. Tahun 1931 ia mengikuti pendidikan di Hoofdacte Cursus Jakarta, sejenis pendidikan guru, dan tamat tahun 1933.
Tahun 1937 ia mengikuti kuliah di Rechtshcogeschool (Sekolah Hakim Tinggi) Jakarta dan tamat tahun 1942.
Di samping itu, tahun 1940 ia mengikuti kuliah di Fakultas Sastra, Universiteit van Indonesie, program studi Ilmu Bahasa Umum, Filsafat Asia Timur dan tamat tahun 1942.
Tahun 1979 Sutan Takdir Alisjahbana mendapat gelar Doctor Honoris Causa untuk Ilmu Bahasa dari Universitas Indonesia dan tahun 1987 mendapat gelar Doctor Honoris Causa untuk Ilmu Sastra dari Universiti Sains Malaysia.
Sutan Takdir Alisjahbana mulai bekerja sebagai guru sekolah dasar (Hollandsch Inlandsche School) di Palembang, Sumatra Selatan, tahun 1928—1929.
Setelah dua tahun mengajar, tahun 1930 ia pindah ke Jakarta. Dia menjabat redaktur kepala pada Penerbit Balai Pustaka dan pimpinan majalah Pandji Poestaka tahun 1930—1942.
Tahun 1942—1945 ia bertugas sebagai penulis ahli dan anggota Komisi Bahasa Indonesia, Jakarta. Tahun 1945—1950 menjabat Ketua Komisi Bahasa Indonesia.
Tahun 1933 Sutan Takdir Alisjahbana mendirikan dan menerbitkan majalah Poedjangga Baroe bersama-sama dengan Amir Hamzah dan Armijn Pane.
Majalah ini menyuarakan pembaharuan sastra. Sutan Takdir Alisjahbana menampilkan beberapa tulisan yang berorientasi pada pendiriannya itu, yaitu pembaruan ala Barat.
c. Ali Topan Anak Jalanan
Informasi yang didapat:
Novel Ali Topan Anak Jalanan: Kesandung Cinta merupakan novel karya Teguh Esha yang terbit pada tahun 1977.
Tokoh Ali Topan muncul pertama kali dalam cerita bersambung karya Teguh Esha di majalah Stop tahun 1972.
Setelah itu, Teguh Esha mengekranisasikan karya tersebut dalam bentuk film dengan judul “Ali Topan Anak Jalanan” pada tahun 1977 dengan pemeran utama Junaedi Salat dan Yatie Octavia.
Dari film tersebut kemudian Teguh Esha menuliskannya dalam bentuk novel dengan judul Ali Topan Anak Jalanan Kesandung Cinta yang terbit tahun 1977.
Karya novel ini mengisahkan percintaan antara Ali Topan dan Anna Karenina yang tidak disetujui oleh orang tua si gadis dan menyebabkan Ali Topan pergi dari rumahnya.
Saat Ali Topan harus hidup di jalanan ia membutuhkan pekerjaaan. Oleh sebab itu, Ali Topan bekerja menjadi wartawan dan detektif.
Hal inilah yang menjadi tema novel kedua Teguh Esha tentang Ali Topan yang berjudul Ali Topan Detektif Partikelir terbit tahun 1978 oleh penerbit Cypress.
Novel ini kemudian terbit ulang pada tahun 2000 dengan judul Ali Topan Wartawan Jalanan yang diterbitkan oleh PT Visi Gagas Komunika.
Selain dalam bentuk novel dan film, karya Teguh Esha ini pada tahun 2009 diunggah di youtube dalam versi yang berbeda dengan sutradara Harry Dagoe Suharyadi dan dibintangi oleh Ari Sihasale dan Karina Suwandi.
Karya Teguh Esha ini juga digubah menjadi lirik lagu yang diciptakan oleh Guruh Sukarno Putra dan dinyanyikan oleh Chrisye dengan judul lagu “Anak Jalanan”.
Pada tahun 2011 tepatnya pada bulan April, kisah Ali Topan ini juga digubah menjadi sebuah drama musikal di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki yang dilakukan oleh ArtSwara.